Teriakan riuh penggemar yang melihatnya
naik ke atas panggung membuat raut wajahnya semakin berseri, senyumnya
mengembang menyapa seluruh penonton yang hadir di acara Bedah Buku dan Meet and
Greet di kawasan Cibinong. Hujan di luar tidak mempengaruhi antusiasme penonton
yang rela mengantri dari siang hari demi melihat sang idola berada di atas
panggung. Wildan sendiri mengaku tidak percaya bahwa yang datang akan sebanyak
ini. Dari panggungnya, Wildan Alamsyah memulai kisahnya mengenai kepercayaan
yang menurutnya harus diyakini oleh setiap orang.

Sebelum
bercerita, Wildan mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya karena berkat
mereka, ia mempunyai bahan bercerita kepada orang lain. Diketahui suka bepergian
ke pelosok-pelosok negeri, ke tempat yang sebelumnya nggak pernah dituju, ia
mengaku mendapatkan pelajaran dari banyak orang. Terlebih ketika menyusul
seseorang ke Banjarmasin, bertemu dengan orang yang sangat cerdas namun
sayangnya berbeda keyakinan, mereka pun berdebat secara halus berkenaan dengan ketuhanan.
Dalam acara,
ia bercerita sedikit mengenai apa yang mereka bicarakan. “Aku percaya
sama semua Tuhan. Tapi, aku lebih percaya sama Tuhanku. Mungkin kamu juga
percaya sama Tuhanku. Hanya saja, kita berbeda keyakinan.” Ucap Wildan saat
itu. Dikenal taat agama, Wildan mengungkapkan hal yang sedikit mengejutkan, “saya
adalah orang yang pernah tidak mempercayai Tuhan sampai akhirnya saya percaya
dengan Allah SWT, dan akhirnya saya memeluk agama Islam.”
Kemudian,
seseorang itu berkata, “kalau kamu tidak punya Tuhan, berarti kamu nggak punya
otak.”
Wildan
menautkan alisnya, bertanya. “Kok gitu?”
“Coba, deh.
Kamu bisa lihat otak kamu?” tanyanya.
“Nggak bisa.”
“Kamu bisa
ambil otak kamu? Kamu bisa pegang otak kamu?”
“Nggak bisa.”
Jawabnya sama persis dengan jawaban sebelumnya. Secara logika atau jika kita
berpikir dengan akal sehat, kita memang tidak akan pernah bisa mengambil atau
pun memegang otak kita sendiri. Lantas, apabila ditanya mengenai hal itu, tentu
saja jawabannya adalah tidak. Mau dipikirkan berapa kali pun, tidak ada jawaban
paling logis selain kata “tidak.”, namun seseorang itu mengungkapkan
pendapatnya yang membuat Wildan dan penggemar yang hadir cukup terkesima.
“Bisa. Tapi,
kepala kamu saya belah dulu. Terus kamu rasakan, akan terasa atau tidak.”
Katanya, yang tidak bisa disanggah. Hal itu memang sangat memungkinkan, bukan?
Otak akan bisa diambil dan dipegang apabila kepala kita dibelah. Itu bukanlah
sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.
Percakapan
tersebut mengandung sebuah makna yang mungkin tidak akan pernah dipelajari oleh
ilmu apa pun. Bisa dikatakan kalau sedikit percakapan tersebut merupakan
pelajaran yang dapat diambil jika kita bersosialisasi, berdiskusi dengan
orang-orang baru, dan mengambil sisi positif dari mereka. Pada dasarnya, memang
tidak ada aturan untuk tidak boleh memahami atau mengikuti cara pandang seseorang
apabila dirasa orang tersebut memiliki sesuatu yang baik, sepaham, untuk kita. Mungkin
ini buat pelajaran juga untuk teman-teman yang belum mempercayai Tuhan.
Wildan
menyimpulkan bahwa apa yang ia pelajari dari percakapan tersebut adalah ketika
kita ingin melihat Tuhan kita, ketika kita ingin merasakan kalau Tuhan itu ada,
kita harus mensyukuri semua yang telah diberikanNya. Kita harus meninggal dulu,
kalau nantinya kita akan bertemu dengan Allah SWT di kerajaannya. Wildan
menyampaikan sesuatu yang membuat penggemar yang ada di sini, di rumah, di mana
pun mereka berada, mau pun dirinya sendiri untuk terus mengingat Tuhan di
setiap kesempatan. “Setipis apa pun iman kita, harus tetap beriman, harus tetap
percaya dengan Allah SWT karena sekecil apa pun iman kita terhadap Tuhan,
insyaAllah kita akan masuk surga.” Katanya sambil tersenyum ke arah penggemar
yang dibalas dengan anggukan, menyetujui setiap perkataannya.
Wildan pun
mendoakan penggemar yang hadir pada bedah bukunya agar masuk surga, yang
memiliki urusan dilancarkan setiap urusannya, dan semoga yang ingin menikah
segera dilancarkan. Penggemar riuh mengaminkan, “gue doa untuk diri gue
sendiri. Terima kasih sudah mengaminkan.” Candanya kemudian disambung teriakan
antusiasme dari penggemar yang merasa sedikit tertipu.
Wildan juga
menceritakan kisahnya semasa sekolah, ia mengaku bingung apa bila ada anak
nakal yang dikeluarkan dari sekolah, padahal mereka bayar sekolah, dan sayang
sama guru. Dalam film Pemimpi(n) yang sedang ia garap saat ini, ia menceritakan
sedikit, yaitu ketika ingin membayar SPP karena mau ulangan. Ia dan
teman-temannya belum membayar SPP dan ketahuan cabut dari sekolah, dan akhirnya
ditegur oleh salah satu guru, “Wildan, kamu cabut sekolah mulu. Ayo, ikut saya
ke sekolah.”
Wildan pun
setuju dan mengikuti guru tersebut ke sekolah. “Ayo, ikut ke ruang kepala
sekolah.”
“Loh, tadi
katanya ke sekolah?” Wildan berhenti berjalan, dan bertanya pada gurunya.
“Kalau ke sekolah aja, ya udah saya maunya di
sini. Kalau bilang dari awal ke kepala sekolah, ya, saya ke kepala sekolah.”
Katanya melanjutkan.
“Jadi, kalau
misalkan kepala sekolah mau bertemu sama saya. Ya, ketemu saya di sini, di
lapangan.” Setelah perdebatan singkat itu, Wildan akhirnya memutuskan untuk
mengikuti perintah sang guru, yaitu pergi ke ruangan kepala sekolah.
“Akhirnya saya
ke ruangan kepala sekolah. Ya, takut, lah. Hahaha,” katanya mengakhiri cerita
dengan tertawa.
Dalam buku
Pemimpi(n), Wildan menceritakan bahwa ia sempat ingin kembali pada dunia “gelap”-nya.
Sekali waktu, ia pernah bertanya pada seseorang yang ia panggil “Abang”, “Bang,
ada barang, nggak?”
Abang itu segera
menyemangati Wildan, “Ayo, lo pasti bisa untuk nggak kembali ke dunia itu
lagi.”
Wildan pun
menjawabnya dengan agak rapuh, “aku nggak mau malu-maluin Tim Ricis. Aku nggak
mau malu-maluin duniaku yang sekarang. Karena, Wildan ini memang ingin berdiri
sendiri.” Akhirnya, Abang mengantar Wildan kepada Ria Ricis, ia mencurahkan
segala perasaannya pada perempuan berkerudung itu.
Lantas, Ricis
pun menjawab, “jangan, lah, Dan. Kamu udah cukup berubah. Ayolah mulai hidup
yang baru, yang sehat, kamu harus ganti minuman kamu pakai air putih. Suatu saat
kamu bisa terkena penyakit parah.” Dan, benar saja perkataannya. Laki-laki yang
dikenal sebagai video editor ini terkena penyakit ginjal akibat minuman yang
tidak sehat.
Wildan kemudian
mengingatkan untuk para penggemar janganlah sampai masuk ke dalam dunia itu
karena dapat dipastikan akan menyesal dikemudian harinya.
“Badan nggak
bisa gemuk. Kalau ngajak cewek jalan, kan, dia agak sedikit berisi. Kok, gue
kurus, ya? Hahaha.” Tidak lupa ia mengajak semua orang yang datang untuk
bertobat apa bila pernah mengalami hal yang serupa dengannya di masa lalu. Alhamdulillah,
Wildan dan teman-temannya yang sekarang telah berubah menjadi pribadi yang
lebih baik. “Alhamdulillah, ya, temen-temen gue udah jadi anak majelis semua.
Dengerinnya sholawatan.” Tutupnya sambil tertawa.
Komentar
Posting Komentar