Prihatin, Sekolah Diliburkan Pelajar Malah Tawuran

Tawuran antarpelajar di Kecamatan Cipayung, Kota Depok berhasil dicegah oleh Tim Jaguar Polres Metro Depok dalam Patroli Antisipasi Tawuran. Diketahui ada bibit-bibit permusuhan antarpelajar yang setiap saat bisa meledak dan menjadi tidak terkendali. Rupanya, aksi tawuran antarpelajar ini diadakan setiap malam minggu. Tim Jaguar sebelumnya telah menerima laporan dari salah seorang warga setempat bahwa akan ada tawuran di daerah Citayam. Ketika berpatroli pada hari Sabtu, 11 April, pukul 01.00 WIB, tim jaguar melihat beberapa anak muda sedang berkumpul di pinggir jalan dan ada yang berusaha melarikan diri namun tertangkap dan yang satunya lagi berhasil kabur menggunakan motor. Para remaja yang tertangkap pun dipaksa berjongkok dan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Mereka memberikan alasan yang berbeda-beda dengan tidak jelas. Para remaja tersebut mengaku masih sekolah dan duduk di tingkat 1 SMK. Mirisnya, ketika sekolah diliburkan untuk mencegah pandemik yang terjadi ...

Apakah Memiliki Kepercayaan itu Penting?


Teriakan riuh penggemar yang melihatnya naik ke atas panggung membuat raut wajahnya semakin berseri, senyumnya mengembang menyapa seluruh penonton yang hadir di acara Bedah Buku dan Meet and Greet di kawasan Cibinong. Hujan di luar tidak mempengaruhi antusiasme penonton yang rela mengantri dari siang hari demi melihat sang idola berada di atas panggung. Wildan sendiri mengaku tidak percaya bahwa yang datang akan sebanyak ini. Dari panggungnya, Wildan Alamsyah memulai kisahnya mengenai kepercayaan yang menurutnya harus diyakini oleh setiap orang.






Sebelum bercerita, Wildan mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya karena berkat mereka, ia mempunyai bahan bercerita kepada orang lain. Diketahui suka bepergian ke pelosok-pelosok negeri, ke tempat yang sebelumnya nggak pernah dituju, ia mengaku mendapatkan pelajaran dari banyak orang. Terlebih ketika menyusul seseorang ke Banjarmasin, bertemu dengan orang yang sangat cerdas namun sayangnya berbeda keyakinan, mereka pun berdebat secara halus berkenaan dengan ketuhanan.


Dalam acara, ia bercerita sedikit mengenai apa yang mereka bicarakan. “Aku percaya sama semua Tuhan. Tapi, aku lebih percaya sama Tuhanku. Mungkin kamu juga percaya sama Tuhanku. Hanya saja, kita berbeda keyakinan.” Ucap Wildan saat itu. Dikenal taat agama, Wildan mengungkapkan hal yang sedikit mengejutkan, “saya adalah orang yang pernah tidak mempercayai Tuhan sampai akhirnya saya percaya dengan Allah SWT, dan akhirnya saya memeluk agama Islam.”


Kemudian, seseorang itu berkata, “kalau kamu tidak punya Tuhan, berarti kamu nggak punya otak.”


Wildan menautkan alisnya, bertanya. “Kok gitu?”


“Coba, deh. Kamu bisa lihat otak kamu?” tanyanya.


“Nggak bisa.”


“Kamu bisa ambil otak kamu? Kamu bisa pegang otak kamu?”


“Nggak bisa.” Jawabnya sama persis dengan jawaban sebelumnya. Secara logika atau jika kita berpikir dengan akal sehat, kita memang tidak akan pernah bisa mengambil atau pun memegang otak kita sendiri. Lantas, apabila ditanya mengenai hal itu, tentu saja jawabannya adalah tidak. Mau dipikirkan berapa kali pun, tidak ada jawaban paling logis selain kata “tidak.”, namun seseorang itu mengungkapkan pendapatnya yang membuat Wildan dan penggemar yang hadir cukup terkesima.


“Bisa. Tapi, kepala kamu saya belah dulu. Terus kamu rasakan, akan terasa atau tidak.” Katanya, yang tidak bisa disanggah. Hal itu memang sangat memungkinkan, bukan? Otak akan bisa diambil dan dipegang apabila kepala kita dibelah. Itu bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.


Percakapan tersebut mengandung sebuah makna yang mungkin tidak akan pernah dipelajari oleh ilmu apa pun. Bisa dikatakan kalau sedikit percakapan tersebut merupakan pelajaran yang dapat diambil jika kita bersosialisasi, berdiskusi dengan orang-orang baru, dan mengambil sisi positif dari mereka. Pada dasarnya, memang tidak ada aturan untuk tidak boleh memahami atau mengikuti cara pandang seseorang apabila dirasa orang tersebut memiliki sesuatu yang baik, sepaham, untuk kita. Mungkin ini buat pelajaran juga untuk teman-teman yang belum mempercayai Tuhan.


Wildan menyimpulkan bahwa apa yang ia pelajari dari percakapan tersebut adalah ketika kita ingin melihat Tuhan kita, ketika kita ingin merasakan kalau Tuhan itu ada, kita harus mensyukuri semua yang telah diberikanNya. Kita harus meninggal dulu, kalau nantinya kita akan bertemu dengan Allah SWT di kerajaannya. Wildan menyampaikan sesuatu yang membuat penggemar yang ada di sini, di rumah, di mana pun mereka berada, mau pun dirinya sendiri untuk terus mengingat Tuhan di setiap kesempatan. “Setipis apa pun iman kita, harus tetap beriman, harus tetap percaya dengan Allah SWT karena sekecil apa pun iman kita terhadap Tuhan, insyaAllah kita akan masuk surga.” Katanya sambil tersenyum ke arah penggemar yang dibalas dengan anggukan, menyetujui setiap perkataannya.


Wildan pun mendoakan penggemar yang hadir pada bedah bukunya agar masuk surga, yang memiliki urusan dilancarkan setiap urusannya, dan semoga yang ingin menikah segera dilancarkan. Penggemar riuh mengaminkan, “gue doa untuk diri gue sendiri. Terima kasih sudah mengaminkan.” Candanya kemudian disambung teriakan antusiasme dari penggemar yang merasa sedikit tertipu.


Wildan juga menceritakan kisahnya semasa sekolah, ia mengaku bingung apa bila ada anak nakal yang dikeluarkan dari sekolah, padahal mereka bayar sekolah, dan sayang sama guru. Dalam film Pemimpi(n) yang sedang ia garap saat ini, ia menceritakan sedikit, yaitu ketika ingin membayar SPP karena mau ulangan. Ia dan teman-temannya belum membayar SPP dan ketahuan cabut dari sekolah, dan akhirnya ditegur oleh salah satu guru, “Wildan, kamu cabut sekolah mulu. Ayo, ikut saya ke sekolah.”


Wildan pun setuju dan mengikuti guru tersebut ke sekolah. “Ayo, ikut ke ruang kepala sekolah.”


“Loh, tadi katanya ke sekolah?” Wildan berhenti berjalan, dan bertanya pada gurunya.


 “Kalau ke sekolah aja, ya udah saya maunya di sini. Kalau bilang dari awal ke kepala sekolah, ya, saya ke kepala sekolah.” Katanya melanjutkan.


“Jadi, kalau misalkan kepala sekolah mau bertemu sama saya. Ya, ketemu saya di sini, di lapangan.” Setelah perdebatan singkat itu, Wildan akhirnya memutuskan untuk mengikuti perintah sang guru, yaitu pergi ke ruangan kepala sekolah.


“Akhirnya saya ke ruangan kepala sekolah. Ya, takut, lah. Hahaha,” katanya mengakhiri cerita dengan tertawa.


Dalam buku Pemimpi(n), Wildan menceritakan bahwa ia sempat ingin kembali pada dunia “gelap”-nya. Sekali waktu, ia pernah bertanya pada seseorang yang ia panggil “Abang”, “Bang, ada barang, nggak?”


Abang itu segera menyemangati Wildan, “Ayo, lo pasti bisa untuk nggak kembali ke dunia itu lagi.” 


Wildan pun menjawabnya dengan agak rapuh, “aku nggak mau malu-maluin Tim Ricis. Aku nggak mau malu-maluin duniaku yang sekarang. Karena, Wildan ini memang ingin berdiri sendiri.” Akhirnya, Abang mengantar Wildan kepada Ria Ricis, ia mencurahkan segala perasaannya pada perempuan berkerudung itu.


Lantas, Ricis pun menjawab, “jangan, lah, Dan. Kamu udah cukup berubah. Ayolah mulai hidup yang baru, yang sehat, kamu harus ganti minuman kamu pakai air putih. Suatu saat kamu bisa terkena penyakit parah.” Dan, benar saja perkataannya. Laki-laki yang dikenal sebagai video editor ini terkena penyakit ginjal akibat minuman yang tidak sehat.


Wildan kemudian mengingatkan untuk para penggemar janganlah sampai masuk ke dalam dunia itu karena dapat dipastikan akan menyesal dikemudian harinya.


“Badan nggak bisa gemuk. Kalau ngajak cewek jalan, kan, dia agak sedikit berisi. Kok, gue kurus, ya? Hahaha.” Tidak lupa ia mengajak semua orang yang datang untuk bertobat apa bila pernah mengalami hal yang serupa dengannya di masa lalu. Alhamdulillah, Wildan dan teman-temannya yang sekarang telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik. “Alhamdulillah, ya, temen-temen gue udah jadi anak majelis semua. Dengerinnya sholawatan.” Tutupnya sambil tertawa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Percaya Diri Mengikuti Berbagai Perlombaan!