Prihatin, Sekolah Diliburkan Pelajar Malah Tawuran

Tawuran antarpelajar di Kecamatan Cipayung, Kota Depok berhasil dicegah oleh Tim Jaguar Polres Metro Depok dalam Patroli Antisipasi Tawuran. Diketahui ada bibit-bibit permusuhan antarpelajar yang setiap saat bisa meledak dan menjadi tidak terkendali. Rupanya, aksi tawuran antarpelajar ini diadakan setiap malam minggu. Tim Jaguar sebelumnya telah menerima laporan dari salah seorang warga setempat bahwa akan ada tawuran di daerah Citayam. Ketika berpatroli pada hari Sabtu, 11 April, pukul 01.00 WIB, tim jaguar melihat beberapa anak muda sedang berkumpul di pinggir jalan dan ada yang berusaha melarikan diri namun tertangkap dan yang satunya lagi berhasil kabur menggunakan motor. Para remaja yang tertangkap pun dipaksa berjongkok dan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Mereka memberikan alasan yang berbeda-beda dengan tidak jelas. Para remaja tersebut mengaku masih sekolah dan duduk di tingkat 1 SMK. Mirisnya, ketika sekolah diliburkan untuk mencegah pandemik yang terjadi ...

Intip Kehebohan MEET N GREET Wildan Alamsyah!








Acara bedah buku Pemimpi(n) yang diadakan hari Sabtu, 29 Februari sukses menarik perhatian seluruh pengunjung Cibinong City Mall. Buku yang terjual pada saat acara bahkan mencapai angka 200 ke atas. Teriakan riuh dari penggemar yang rela mengantri lama seakan terbayar sudah ketika MC mulai naik ke atas panggung. . Acara yang diselenggarakan oleh Penerbit Loveable dan Gramedia ini selain diisi dengan bedah buku, ada pula talkshow dan akustik. Sambil menunggu yang ditunggu-tunggu, kuis pun dimulai menandai bahwa acara akan sebentar lagi dimulai. Pemenang kuis dihadiahkan sebuah kado, sekaligus berfoto bersama sang penulis, Wildan Alamsyah, atau yang biasa dipanggil Bang Wildan.  “Mau seberat apa pun ujian yang kita hadapi, selama kita mau, kita pasti bisa.” Ucap Rizka, salah satu penggemar ketika ditanya mengenai kesan terhadap buku Pemimpi(n).



(Registrasi)



          Wildan pun datang diiringi teriakan penggemar yang sudah menunggunya berjam-jam. Sambil menyapa penggemar, ia tersenyum lebar, “pertama kali kesini, masyarakat antusiasnya alhamdulillah banget.” ucap penulis Buku Pemimpi(n) yang kini telah Mega Bestseller dan sudah dicetak ulang ke-6. Bukan hanya itu saja, kemarin (28/02/2020) melalui akun instagramnya, Wildan telah mengumumkan bahwa buku yang ditulisnya tersebut akan segera difilmkan.








          “Nantinya orang-orang akan tahu gimana ceritaku melalui film karena kemungkinan besar 80% dari buku Pemimpi(n) dan 20%-nya adalah penggalan cerita lagi. Seputar kenakalan remaja semasa aku hidup.” Wildan sendiri mengapresiasi teman-temannya yang ia cantumkan di dalam buku, seperti Zaydan, Fikri, Abdi, Fajar, Rere, dan Sultan. Ia mengucapkan terima kasih karena berkat mereka, ia mendapatkan kisah-kisah indah dan memiliki bahan untuk bercerita.


Wildan yang dikenal melalui Ria Ricis ini mengaku pernah alami depresi namun sekarang keadaannya sudah jauh lebih baik. Ia juga berkata bahwa dirinya adalah orang yang mudah memaafkan orang lain tetapi susah untuk melupakannya. Miliki jiwa emosional yang gampang dipengaruhi orang lain membuatnya mudah terhasut. “Namun, saat ini sudah lebih baik karena sudah ada yang seseorang yang menenangkan.” Ucapnya sambil tersenyum malu disambung teriakan gemas dari para penggemar.







Bicara mengenai broken home. Membenci adalah salah satu yang pernah dilakukannya dulu. “Walau pun membenci, tetap akan harus sayang pada mereka. Sebenci apa pun kalian sama orang tua kalian. Jangan pernah menyakiti orang tua kalian. Karena sejatinya ketika Ibu kita tersenyum kepada kita, cinta tidak perlu lagi dicari darinya. Ibaratnya, senyum Ibu kepada kita adalah senyum cinta.”


Membedah buku, pria kelahiran 2 April 1999 ini bertanya mengenai pasal yang menarik perhatian penggemar. Salah satu remaja perempuan yang di sana menjawab bahwa kisah persahabatan adalah yang paling menyentuh baginya. “Dari yang tadinya berempat menjadi berkurang namun tetap berkomunikasi.” Katanya ketika ditanya mengenai alasan memilih part tersebut. Tidak lupa untuk berfoto bersama, Wildan dengan senang hati berfoto dengan penggemar yang sudah mau maju ke panggung.








Menceritakan sedikit mengenai film, mungkin untuk remaja dengan umur 13 tahun ke atas karena berisi tentang kenakalan remaja, tapi nakalnya memiliki sebab. Yaitu, ada yang mau dipesankan kepada guru dan orang tua. Wildan pun mengungkapkan bahwa ia membenci kebohongan dan berusaha jujur untuk tidak menyakiti orang lain. “Jika ingin hidup tenang, jangan membahagiakan orang lain, cukup dengan tidak menyakiti orang lain.”



Anak nakal sering dipandang sebelah mata, dikeluarkan, diasingkan, dirasanya adalah suatu kesalahan. “Justru anak nakal seharusnya disekolahkan dengan sepenuh hati karena dibalik kenakalan mereka sendiri, masing-masing punya keahlian dan kreatifitas tertentu.”




Ada quotes yang menarik perhatian bagi Wildan untuk dibahas, “teman itu saling menguatkan dan saling menyatukan. Bukan saling memisahkan dan melupakan.” Ketika seorang temannya menyakiti, ia berusaha untuk tidak akan pernah berbuat sebaliknya.






Pernah dekat dengan seseorang, Wildan mempelajari satu hal bahwa jika ingin mencintai seseorang janganlah berlebihan karena jika sudah disakiti, akan ada hati yang sangat terluka.


Wildan juga bercerita ketika ia berhasil menghasilkan karya, membuat ibunya menangis dan ikut mengambil penghargaan sebagai siswa terkreatif. Kata-kata yang pertama kali diucapkan saat itu adalah, “hidup anak nakal. Di sini banyak anak-anak nakal yang nggak berani mengeluarkan bakat dan potensinya. Maka dari itu, saya ngomong kayak gini karena mereka belum mencari jati diri apa lagi menemukannya. Kalau pun sudah ketemu, mereka pasti kreatif.”


Wildan pun berhenti pelan-pelan dengan alkohol, nongkrong di luar dan berhasil menjauhi hal negatif itu semua. Mereka yang nakal pun sudah berubah ke arah yang lebih baik.


Ditanya mengenai haters, Wildan dengan santai menjawab. “Kalem aja. Buku best seller, mau difilmin. Ngapain ngurusin orang kayak gitu? Bukan sombong, nih, ya.” Sambungnya sambil tertawa, “sebenarnya derajat manusia itu sama, yang membedakan hanya ilmu. Karena mengurusi hidup sendiri aja sudah depresi. Jangan sedih keterlaluan, jangan pernah berkecil hati, jangan putus asa. Toh, gue bukan ngambil keuntungan orang lain, panjat sosial, itu nggak menguntungkan untukku.”






Sebelum pamit, Wildan mempersembahkan tiga buah lagu di antaranya Cantik oleh Kahitna, Tak Ingin Sendiri oleh Dian Piesesha, dan Indonesia Pustaka oleh Ismail Marzuki. Penggemar pun bernyanyi bersama sambil memberikan kado dan bunga yang telah disiapkan dari rumah. Wildan sendiri tidak pernah bosan mengingatkan para penggemarnya akan tanggal 2 April yang katanya ada sesuatu yang dapat membuat penggemar menangis, bahagia, sekaligus baper. 



“Kunci untuk santai yaitu jalanin hidup kita aja, fokus ke diri sendiri.” –Wildan Alamsyah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Percaya Diri Mengikuti Berbagai Perlombaan!

Apakah Memiliki Kepercayaan itu Penting?