Fenny Kartika Pratiwi
Fenny Kartika
Pratiwi, atau Fenny adalah seorang mahasiswi aktif Jurusan Arsitektur Angkatan
2017, Universitas Trisakti yang berhasil memenangkan juara ke-2 SAYEMBARA
GEDUNG ARSIP MAKASSAR kategori professional bersama timnya, yang diketuai oleh
seorang dosen bersertifikat SKA IAI (Surat Keterangan Ahli Ikatan Arsitektur
Indonesia), Dr.-Ing. Ir. I G. Oka S. Pribadi, M.Sc., M.M., IAI., AA., GP., IAP,
atau kerap dipanggil Pak Oka dan teman satu jurusannya sebagai anggota tim,
Ceizky Arif Sa’dman.
Fenny yang
meraih Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2019 Tingkat Fakultas (FTSP Universitas
Trisakti) itu memutuskan untuk mengikuti sayembara dimulai dari seorang dosen
yang aktif mengajak para mahasiswa untuk mengikuti sayembara-sayembara di
seluruh Indonesia. Ya, beliau adalah Pak Oka, salah satu dosen yang menganggap
sayembara adalah hal yang sepenuhnya positif. “Niat dan komitmen.” Itulah yang
dikatakan beliau jika mahasiswa bertekad mengikuti sayembara dibawah
pengawasannya.
Fenny yang
pernah menjadi Asisten peneliti pada penelitian Sick Building Syndrome
International pada bangunan rusunami di Jakarta merasa tertarik dengan hal itu
kemudian mengajak salah seorang temannya dan mengalami masalah dalam mennentukan
anggotannya yang konsisten dana komitmen. Ia adalah anggota timnya saat ini, Ceizky
Arif Sa’dman, seorang mahasiswa dari jurusan dan angkatan yang sama dengan
Fenny, hebat dalam bidang arsitektur, ketua bengkel, ahli dalam photoshop,
digital dan sebagainya.
(Fenny dan Cheizky sedang mengerjakan panel)
Fenny, Ceizky,
dan Pak Oka memulainya dengan diskusi, Pak Oka sebagai ketua Tim mengatur dan
mengawasi anggotanya dalam mem-breakdown
kerangka acuan kerja, tidak lupa juga dengan peraturan lomba. Setelahnya,
barulah mulai membuat denah. Membahas
bentuk bangunan dan yang lainnya hingga revisi berkali-kali sampai Pak Oka
merasa puas dan cukup. Anggota tim sepenuhnya percaya pada Pak Oka karena ia
sudah sering mengikuti sayembara, mempunyai banyak pengalaman, dan memiliki jam
terbang yang lama. Waktu yang dibutuhkan
dalam membuat panel sekitar tujuh minggu. Menginap di kantor hingga partner yang berjenis kelamin cowok
merupakan hal yang merepotkan bagi sebagian besar mahasiswi jurusan teknik, tak
terkecuali Fenny.
Kalau ditanya,
“apa yang menghambat sayembara dari perempuan? Terlebih lagi, jurusan Teknik.” adalah
apa yang Fenny lakukan pada saat sayembara kali ini. Banyak dari mahasiswi
tidak ingin menginap, dan di mana yang ingin maju adalah mayoritas laki-laki.
Sedangkan perempuan, tidak berpikir demikian, niat dan tekad dalam sayembara
tidak sekeras dan sekuat mahasiswa jurusan teknik. Mayoritas mahasiswi
berpikir, “toh, gue akan menjadi IRT
(Ibu rumah tangga), atau pekerja kantoran.”
Ditanya
mengenai hal itu, Fenny dengan mantap menjawab, “Kalau aku mau ikut lomba,
jangan mengharapkan akan kerja sama dengan cewek. Apalagi jurusan teknik,
karena mayoritas yang lebih santai itu kan, cowok. Harus siap sama siapa pun.
Dan di jurusanku, cewek yang mau bersaing kayak partner-ku (Cheizky) ini belum tentu ada. Masalahnya, tuh, itu
kalau di jurusan teknik.”
Hal yang
menghambat proses pengerjaan pun datang silih berganti. Dari kecekcokan dengan
pacar, sakit hingga diharuskan istirahat total, dan tidak dapat menyelesaikan
tugas kuliah yang menumpuk seperti panel, poster, analisis yang hasilnya
menjadi tidak memuaskan karena dikerjakan dengan terburu-buru. Walaupun dengan
keadaan yang dianggap sulit bagi mahasiswa, Pak Oka dan tim berusaha tetap professional
dan fokus mengenai apa yang seharusnya menjadi prioritas saat ini.
Ditengah-tengah
proses pengerjaan perlombaan, Fika, memberikan sebuah kunci loker dan
memintanya untuk membukanya pada saat pulang kuliah. Di dalamnya terdapat kotak
berisi beberapa makanan ringan dan minuman kesukaan Fenny, lengkap dengan
kata-kata penyemangat dari teman-teman jurusan. Itulah yang membuat Fenny
terkesan. Yang menarik perhatian adalah di sana terdapat plester untuk kompres
demam. Dan benar saja, plester itu digunakan olehnya yang sempat sakit hingga
diharuskan beristirahat.
Fenny
menyadari bahwa masih banyak orang yang mengkhawatirkannya, menyayanginya,
peduli padanya, dan mendukungnya. Bukan hanya Fenny yang merasakan proses
perjuangan perlombaannya, partner-nya,
Cheizky pun begitu. “Fen, kalau misalkan gue nggak menang sayembara ini, gue
benar-benar marah.” Ucapnya saat ponselnya hilang di stasiun dalam perjalanan
pulang ke Tangerang.
(sketsa panel 0.1)
(sketsa panel 0.2)
Perlombaan
Nasional dengan dua kategori professional dan mahasiswa nyatanya tidak berbuah
mulus bagi sebagian kelompok. Kelompok
yang mengumpulkan panel hanya sekitar 60-70 kelompok dari 100 lebih kelompok
yang mendaftar dari seluruh jurusan di Indonesia. Hal itu dapat dikaitkan dari
bagaimana sulitnya proses dan kinerja masing-masing kelompok hingga ada banyak
kelompok yang sudah mendaftar namun tidak dapat menyelesaikan panelnya. Pemenang
pertama kategori professional mendapatkan sertifikat dan hadiah uang tunai
senilai Rp100.000.000,00 dan Tim Pak Oka, selaku juara ke-2 mendapatkan
sertifikat dan hadiah uang tunai senilai Rp50.000.000,00.
(Fenny, Cheizky, dan Pak Oka berfoto dengan banner Juara ke-2)
“Kalau kita juara satu, kita jadi
konsultan buat merancang bangunan beneran,” ucap Pak Oka saat daftar pemenang
diumumkan.
Fenny yang
rajin mengikuti kegitan di kampus seperti menjadi Panitia Dekorasi FTSP FAIR
Trisakti 2018, Panitia Kreatif LIMAS 2018, Panitia Kreatif Pameran Pragmatis
2018, Panitia "Archiclass" Arsitektur Trisakti 2018, Panitia
(Sekretaris I) acara Selasar Arsitektur 2019 "Generasi Muda" Jurusan
Arsitektur Universitas Trisakti, Panitia WORKSHOP BENGKEL "Makin
Maquette" 2019 dan yang lainnya ini dengan lancar mempresentasikan sepuluh
panel yang dibuat oleh timnya di kota Makassar. Respon positif dari hadirin
yang menyaksikan presentasi kelompoknya membuat Fenny merasa lega dan bersyukur
karena perjuangannya selama ini telah terbayarkan sudah.
(Pemenang lomba mempresentasikan kesepuluh panelnya di kota Makassar)
Fenny
mengungkapkan bahwa sayembara kali ini merupakan hal yang paling membahagiakan
sekaligus membanggakan orang tuanya. Selain itu, Fenny sendiri juga merupakan
mahasiswa peraih dua beasiswa dari jurusan dan DIKTI sebanyak tiga kali.
“Sayembara itu
berat dan kuliah itu tanggung jawab.” –Fenny Kartika Putri, Jurusan Arsitektur
‘17
Komentar
Posting Komentar