Prihatin, Sekolah Diliburkan Pelajar Malah Tawuran

Tawuran antarpelajar di Kecamatan Cipayung, Kota Depok berhasil dicegah oleh Tim Jaguar Polres Metro Depok dalam Patroli Antisipasi Tawuran. Diketahui ada bibit-bibit permusuhan antarpelajar yang setiap saat bisa meledak dan menjadi tidak terkendali. Rupanya, aksi tawuran antarpelajar ini diadakan setiap malam minggu. Tim Jaguar sebelumnya telah menerima laporan dari salah seorang warga setempat bahwa akan ada tawuran di daerah Citayam. Ketika berpatroli pada hari Sabtu, 11 April, pukul 01.00 WIB, tim jaguar melihat beberapa anak muda sedang berkumpul di pinggir jalan dan ada yang berusaha melarikan diri namun tertangkap dan yang satunya lagi berhasil kabur menggunakan motor. Para remaja yang tertangkap pun dipaksa berjongkok dan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Mereka memberikan alasan yang berbeda-beda dengan tidak jelas. Para remaja tersebut mengaku masih sekolah dan duduk di tingkat 1 SMK. Mirisnya, ketika sekolah diliburkan untuk mencegah pandemik yang terjadi ...

MAHASISWA PEMENANG SAYEMBARA GEDUNG MAKASSAR





Fenny Kartika Pratiwi




Fenny Kartika Pratiwi, atau Fenny adalah seorang mahasiswi aktif Jurusan Arsitektur Angkatan 2017, Universitas Trisakti yang berhasil memenangkan juara ke-2 SAYEMBARA GEDUNG ARSIP MAKASSAR kategori professional bersama timnya, yang diketuai oleh seorang dosen bersertifikat SKA IAI (Surat Keterangan Ahli Ikatan Arsitektur Indonesia), Dr.-Ing. Ir. I G. Oka S. Pribadi, M.Sc., M.M., IAI., AA., GP., IAP, atau kerap dipanggil Pak Oka dan teman satu jurusannya sebagai anggota tim, Ceizky Arif Sa’dman.

Fenny yang meraih Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2019 Tingkat Fakultas (FTSP Universitas Trisakti) itu memutuskan untuk mengikuti sayembara dimulai dari seorang dosen yang aktif mengajak para mahasiswa untuk mengikuti sayembara-sayembara di seluruh Indonesia. Ya, beliau adalah Pak Oka, salah satu dosen yang menganggap sayembara adalah hal yang sepenuhnya positif. “Niat dan komitmen.” Itulah yang dikatakan beliau jika mahasiswa bertekad mengikuti sayembara dibawah pengawasannya.

Fenny yang pernah menjadi Asisten peneliti pada penelitian Sick Building Syndrome International pada bangunan rusunami di Jakarta merasa tertarik dengan hal itu kemudian mengajak salah seorang temannya dan mengalami masalah dalam mennentukan anggotannya yang konsisten dana komitmen. Ia adalah anggota timnya saat ini, Ceizky Arif Sa’dman, seorang mahasiswa dari jurusan dan angkatan yang sama dengan Fenny, hebat dalam bidang arsitektur, ketua bengkel, ahli dalam photoshop, digital dan sebagainya.


(Fenny dan Cheizky sedang mengerjakan panel)


Fenny, Ceizky, dan Pak Oka memulainya dengan diskusi, Pak Oka sebagai ketua Tim mengatur dan mengawasi anggotanya dalam mem-breakdown kerangka acuan kerja, tidak lupa juga dengan peraturan lomba. Setelahnya, barulah mulai membuat denah.  Membahas bentuk bangunan dan yang lainnya hingga revisi berkali-kali sampai Pak Oka merasa puas dan cukup. Anggota tim sepenuhnya percaya pada Pak Oka karena ia sudah sering mengikuti sayembara, mempunyai banyak pengalaman, dan memiliki jam terbang yang lama.  Waktu yang dibutuhkan dalam membuat panel sekitar tujuh minggu. Menginap di kantor hingga partner yang berjenis kelamin cowok merupakan hal yang merepotkan bagi sebagian besar mahasiswi jurusan teknik, tak terkecuali Fenny.

Kalau ditanya, “apa yang menghambat sayembara dari perempuan? Terlebih lagi, jurusan Teknik.” adalah apa yang Fenny lakukan pada saat sayembara kali ini. Banyak dari mahasiswi tidak ingin menginap, dan di mana yang ingin maju adalah mayoritas laki-laki. Sedangkan perempuan, tidak berpikir demikian, niat dan tekad dalam sayembara tidak sekeras dan sekuat mahasiswa jurusan teknik. Mayoritas mahasiswi berpikir, “toh, gue akan menjadi IRT (Ibu rumah tangga), atau pekerja kantoran.”

Ditanya mengenai hal itu, Fenny dengan mantap menjawab, “Kalau aku mau ikut lomba, jangan mengharapkan akan kerja sama dengan cewek. Apalagi jurusan teknik, karena mayoritas yang lebih santai itu kan, cowok. Harus siap sama siapa pun. Dan di jurusanku, cewek yang mau bersaing kayak partner-ku (Cheizky) ini belum tentu ada. Masalahnya, tuh, itu kalau di jurusan teknik.”

Hal yang menghambat proses pengerjaan pun datang silih berganti. Dari kecekcokan dengan pacar, sakit hingga diharuskan istirahat total, dan tidak dapat menyelesaikan tugas kuliah yang menumpuk seperti panel, poster, analisis yang hasilnya menjadi tidak memuaskan karena dikerjakan dengan terburu-buru. Walaupun dengan keadaan yang dianggap sulit bagi mahasiswa, Pak Oka dan tim berusaha tetap professional dan fokus mengenai apa yang seharusnya menjadi prioritas saat ini.

Ditengah-tengah proses pengerjaan perlombaan, Fika, memberikan sebuah kunci loker dan memintanya untuk membukanya pada saat pulang kuliah. Di dalamnya terdapat kotak berisi beberapa makanan ringan dan minuman kesukaan Fenny, lengkap dengan kata-kata penyemangat dari teman-teman jurusan. Itulah yang membuat Fenny terkesan. Yang menarik perhatian adalah di sana terdapat plester untuk kompres demam. Dan benar saja, plester itu digunakan olehnya yang sempat sakit hingga diharuskan beristirahat.

Fenny menyadari bahwa masih banyak orang yang mengkhawatirkannya, menyayanginya, peduli padanya, dan mendukungnya. Bukan hanya Fenny yang merasakan proses perjuangan perlombaannya, partner-nya, Cheizky pun begitu. “Fen, kalau misalkan gue nggak menang sayembara ini, gue benar-benar marah.” Ucapnya saat ponselnya hilang di stasiun dalam perjalanan pulang ke Tangerang.


(sketsa panel 0.1)




(sketsa panel 0.2)



Perlombaan Nasional dengan dua kategori professional dan mahasiswa nyatanya tidak berbuah mulus bagi sebagian kelompok.  Kelompok yang mengumpulkan panel hanya sekitar 60-70 kelompok dari 100 lebih kelompok yang mendaftar dari seluruh jurusan di Indonesia. Hal itu dapat dikaitkan dari bagaimana sulitnya proses dan kinerja masing-masing kelompok hingga ada banyak kelompok yang sudah mendaftar namun tidak dapat menyelesaikan panelnya. Pemenang pertama kategori professional mendapatkan sertifikat dan hadiah uang tunai senilai Rp100.000.000,00 dan Tim Pak Oka, selaku juara ke-2 mendapatkan sertifikat dan hadiah uang tunai senilai Rp50.000.000,00.


(Fenny, Cheizky, dan Pak Oka berfoto dengan banner Juara ke-2)


“Kalau kita juara satu, kita jadi konsultan buat merancang bangunan beneran,” ucap Pak Oka saat daftar pemenang diumumkan.

Fenny yang rajin mengikuti kegitan di kampus seperti menjadi Panitia Dekorasi FTSP FAIR Trisakti 2018, Panitia Kreatif LIMAS 2018, Panitia Kreatif Pameran Pragmatis 2018, Panitia "Archiclass" Arsitektur Trisakti 2018, Panitia (Sekretaris I) acara Selasar Arsitektur 2019 "Generasi Muda" Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti, Panitia WORKSHOP BENGKEL "Makin Maquette" 2019 dan yang lainnya ini dengan lancar mempresentasikan sepuluh panel yang dibuat oleh timnya di kota Makassar. Respon positif dari hadirin yang menyaksikan presentasi kelompoknya membuat Fenny merasa lega dan bersyukur karena perjuangannya selama ini telah terbayarkan sudah.




(Pemenang lomba mempresentasikan kesepuluh panelnya di kota Makassar)




Fenny mengungkapkan bahwa sayembara kali ini merupakan hal yang paling membahagiakan sekaligus membanggakan orang tuanya. Selain itu, Fenny sendiri juga merupakan mahasiswa peraih dua beasiswa dari jurusan dan DIKTI sebanyak tiga kali.

“Sayembara itu berat dan kuliah itu tanggung jawab.” –Fenny Kartika Putri, Jurusan Arsitektur ‘17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Percaya Diri Mengikuti Berbagai Perlombaan!

Apakah Memiliki Kepercayaan itu Penting?