Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI) dengan bangga mempersembahkan acara Arsitektur perdana di mana
para Aristek dan pemangku industri akan berkumpul dalam satu atap pada kegiatan
Konfrensi dan Pameran. Acara yang diadakan tanggal 27-29 Februari 2020 di Indonesia
Convention Exhibition (ICE) BSD City - Tangerang, Indonesia ini menghadirkan 10.000
profesional Aristek, Desainer, Insinyur, Perencana Kota, Pemilik Proyek,
Lembaga Pemerintahan, Pengembang Properti, Akademis, dan profesi terkait
lainnya hadir dan berkumpul dalam satu atap pada kegiatan Konfrensi dan
Pameran. Persiapan acara sendiri sudah dilakukan sejak tiga hari sebelum acara
dimulai. Persiapan tersebut pun berlangsung lancar tanpa kendala.
(Inisiatif Scriputra)
(Reliving Gedek)
ARCH:ID dipercaya akan menjadi
wadah yang efektif dalam menampilkan pameran produk mutakhir yang terbaru. Di antaranya
yaitu teknologi, desain dan merek terbaik untuk para pengunjung. Bukan hanya
itu saja, pameran yang diprakasai oleh Ikatan Arsitek Indonesia ini juga
menampilkan 16 karya terpilih mahasiswa arsitektur dalam dan luar negeri yang
diberi judul Lapis.
Architecture Students Exhibition, Lapis yang memiliki Tim Desain yang
berasal dari ARA Studio yang terdiri dari Hermawan Dasmanto, Veronica Paskalia,
Hasina Zikriya Haliya, dan Michael Yohannes (Internee) ini terletak di bagian paling
depan ruangan sehingga pengunjung tidak kesulitan menemukannya. Ide awal
intalasi ini berangkat dari tanggapan tentang bagaimana pameran arsitektur pada
umumnya menyajikan produk visual, skala pameran dengan ruang yang luas, seringkali
kontras dengan bagian yang disajikan. Lapis sendiri berusaha menghadirkan
sajian produk arsitektur yang saling berkonjugasi dengan set pameran.
Penyajian produk visual dengan layout beragam terkadang bersanding
tanpa memiliki jeda antara satu medium dengan medium yang lain sehingga menghasilkan
kejenuhan dalam pameran yang semestinya bisa dinikmati. Lapis juga beranggapan
bahwa setiap karya harus memiliki privasi dan secara bersamaan membentuk sebuah
entitas yang menyatu dengan keseluruhan atmosfer ruangan.
Lapis juga ingin memberikan pengalaman baru dalam menikmati pameran
karya arsitektur. “Satu demi satu, Lapis demi Lapis berinteraksi dengan karya
untuk memberikan keterikatan yang kuat antara karya dengan pengunjung.”
Beberapa karya yang dipamerkan dalam Lapis ini yaitu, Husni Fadhil
Maulana dari Universitas Indonesia, Jakarta dengan judul Ark of Polynesia. Ada pula
Laurentius Nicholas Rodriques dari Universitas Parahyangan Bandung yang
berjudul ASIA AFRICA FOLK ART MUSEUM, dan Primetta Amara Sastrawan dari Universitas
Pelita Harapan yang memiliki judul CONCEPTUALIZATION OF DEFENSIBLE SPACE WITHIN
THE CONTEXT OF MID-RISE HOUSING COMPLEX dan masih banyak lagi.
(Laurentius Nicholas Rodriques dari Universitas Parahyangan Bandung)
(Husni Fadhil Maulana, Universitas Indonesia, Jakarta)
(Primetta Amara Sastrawan, Universitas Pelita Harapan)
Selain menjadi ajang bisnis tahunan para Arsitek yang paling diakui di
seluruh Indonesia, pameran ini juga mempertemukan mahasiswa arsitektur dengan
arsitek profesional yang terkenal. Para mahasiswa yang datang pun tak jarang
meminta untuk berfoto dan bertanya mengenai bidang yang tengah digelutinya saat
ini. Mahasiswa yang datang juga dapat berinteraksi dengan mahasiswa lain yang
berkunjung untuk saling bertegur sapa, berbicara, atau pun berdiskusi. Pengetahuan
yang didapatkan mahasiswa yang datang juga dapat melalui seminar 4.0 yang
dilakukan dengan di tengah ruangan.
(Seminar 4.0)
(Pembicaraan dengan Arsitek Profesional)
(Aga Kahn Awards)
“Pendapatku tentang Pameran arch:id di ICE BSD sangat keren, seru, dan
menarik sekali untuk dikunjungi terutama bagi arsitek mau pun calon arsitek, dan
nggak kalah seru dari pameran yang pernah
diselenggarakan di tempat-tempat lain. Terutama penataan layout-nya itu sendiri yang membuat pameran ini menarik. Di mana menampilkan
instalasi-instalasi yang sangat unik dan kreatif serta banyak sekali tokoh
arsitek profesional dan arsitek international yang dateng mau pun diundang
untuk mengisi berbagai talk show
tersebut. Dan, di sini terdapat banyak stand-stand
yang mempromosikan material ekstrior untuk bangunan juga. Enjoy banget, sih.
Hehehe.” Komentar Fika, Mahasiswa Arsitektur, Universitas Trisakti yang datang
ke Indonesia Architecture Conference & Exhibition, Jumat lalu, 27 Februari
lalu.
Komentar
Posting Komentar