Takut nggak diterima adalah
sesuatu yang wajar. Nggak perlu terburu-buru apalagi cemas dan khawatir
berkepanjangan. Mungkin ada sesuatu yang kamu lewatkan ketika sedang berusaha
mendapatkan dia. Dia? Tunggu, jangan berpikir bahwa kita akan membahas
percintaan walaupun agak menyinggung ke arah sana. “Dia” yang dimaksud dari
artikel ini adalah suatu penerbit yang menjadi penyebab kebanyakan penulis muda
merasa galau berlebihan karena naskahnya nggak kunjung diterima. Hmm,
sebenarnya apa alasan suatu penerbit nggak menerima naskahmu, ya? Padahal
menurutmu dan orang-orang yang sudah membaca naskahmu berkata bahwa naskah
tersebut sudah sangat bagus. Mari kita simak beberapa alasan yang mungkin bisa
jadi penyebabnya.
Butuh kepercayaan diri yang
tinggi jika ingin mengirim naskah ke suatu penerbit. Apalagi penerbit yang
besar dan hanya menerbitkan buku-buku berkualitas. Sudah susah-susah
mengumpulkan nyali dan mengirimnya, digantung berminggu-minggu dengan
harapan-harapan tinggi, kemudian dijatuhkan dengan balasan yang tidak sesuai
dengan yang diinginkan merupakan hal yang agak sensitif bagi penulis pemula. Hal
itu tidak jarang membuat para penulis enggan mengirimkan karyanya, merasa
kapok, dan nggak percaya diri lagi.
Sudah dari sananya apabila
penulis akan merasa khawatir dan itu merupakanlah sesuatu yang wajar. Jangan
pernah merasa terbebani dengan perasaan-perasaan semacam itu karena nantinya
akan berdampak ke berbagai hal. Dan, yang paling fatal adalah berhenti menulis
dan mengendapkan karyanya di dalam lemari. Maka dari itu, hindarilah perasaan
yang berlebihan tanpa mengetahui apa penyebab naskah yang dikirim tidak terima
oleh suatu penerbit.
Apakah naskahmu masuk ke dalam
kriteria mereka?
Sekali lagi, takut adalah sesuatu
yang wajar. Banyak orang yang minder kalau harus mengirim naskah ke penerbit. No problem. Take your time. Nggak perlu
terburu-buru. Sembari menunggu rasa percaya diri bertambah, tips yang harusnya
dilakukan adalah meriset. Kalau ketakutanmu, “takut nggak masuk kriteria
penerbit,” jadi, one of things you have
to do is RESEARCH.
Okay, riset. Bagaimana cara risetnya?
Sumber:
(https://www.google.com/Pixabay)
Agar lebih dapat mudah dipahami,
kita gunakan perumpamaan. Seperti halnya ketika mengincar seseorang yang ditaksir.
Apa yang biasanya dilakukan? Pasti akan kepo-in, cari tahu si “dia” suka apa, punya
kelemahan apa, dan apa, sih, kelebihannya? Apa yang ada dalam diri kamu yang bisa
melengkapi kekurangannya. Setelah tahu apa plus
dan minus-nya, barulah kamu bisa tahu
apa yang harus kamu lakukan ke dia. But
still, be yourself.
So, do the same thing.
Jika sudah mengincar suatu
penerbit, kepo-in penerbit itu sekepo kamu sama orang yang kamu suka. Penerbit
itu menerbitkan buku genre apa saja,
sih? Wattpad yang diambil penerbit itu yang temanya bagaimana, sih? Dan, cara
promosi penerbit itu bagaimana, ya? Seperti apa penulis-penulis yang telah
menerbitkan bukunya? Apakah kamu masuk ke dalam kriterianya, kamu bisa memahaminya
ketika kamu mau mencari tahu.
Kalau dirasa kamu belum memahami,
belilah beberapa bukunya. Beli terbitannya dan usahakan beli dengan penulis
yang berbeda, sehingga kamu tidak terfokus pada satu orang penulis saja. Belilah
buku dengan genre yang berbeda, dan
dari sana kamu bisa paham bahwa, “Ohh…. Cerita yang kayak gini, toh, yang
disukain editor penerbit ini.”
Nah, balik lagi ke perumpamaan
awal, tetap be yourself. Jangan
semata-mata kamu sudah mengetahui segalanya mengenai penerbit tersebut, janganlah
mengikut saja bagaimana keinginan penerbit sehingga kamu merombak naskahmu agar
diterima oleh penerbit itu. Please, don’t
do it.
Fokuslah pada karyamu, jangan
alihkan perhatianmu ke satu penerbit saja.
Kembali lagi pada diri sendiri, apakah kamu cocok dengan semua hasil yang sudah
kamu kepo-in itu? Kalau nggak cocok, ya jangan dipaksakan. Cari penerbit lain
yang cocok sama karakter dan gaya tulisan kamu. Di Indonesia, penerbit nggak
hanya satu, guys. Percaya dan
yakinkan diri sendiri bahwa masih banyak penerbit lain di luar sana yang sedang
menunggu naskahmu, mereka menginginkanmu untuk tetap mengirim naskah, mereka
ada di sana dan kamu sering kali melupakan dan mungkin bahkan tidak
menyadarinya.
Sebagai contoh, karya Harry
Potter, seri tujuh novel fantasi yang dikarang oleh penulis Inggris J. K.
Rowling juga pernah ditolak oleh beberapa penerbit sebelum memulai
kesuksesannya. Novel tersebut merupakan novel paling laris, telah terjual
sebanyak 500 juta kopi yang artinya, satu dari lima belas orang di dunia ini
telah membaca dan juga membeli buku-buku Harry Potter. Bukan itu saja, buku ini
juga diterjemahkan sebanyak 80 bahasa.
Namun, apabila masih ingin menerbitkan
buku di penerbit yang diinginkan. Janganlah idealis. Kamu bisa tetap pakai ciri
khas tulisanmu sendiri. Hal itu merupakan sesuatu yang harus dipertahankan dan
dipegang. Dan, perbanyaklah menulis naskah dengan hasil riset yang sudah kamu
dapatkan dari penerbit yang kamu suka dan inginkan. Hal itu nggak menutup
kemungkinan bahwa naskahmu yang selanjutnya akan diterima.
So, be yourself dan janganlah idealis!
Komentar
Posting Komentar